PEMANFAATAN RUMPUT LAUT
1.
1. Pembuatan
Agar-agar Kertas dari Rumput Laut Gracilaria
·
Bahan
baku
Bahan baku yang digunakan untuk
mengolah agar kertas biasanya adalah rumput laut jenis Gracilaria yang juga
dikenal sebagai agar merah, yaitu jenis Gracilaria alam yang banyak dijumpai di
Pantai Selatan P. Jawa dan Bali. Jenis rumput luat lain yang digunakan adalah rumput
laut jenis Gracilaria dari hasil bididaya di tambak. Jenis rumput laut agar
merah dapat di gunakan sendiri atau dicampur dengan Gracilaria tambak sendiri
biasanya menghasilkan agar-agar yang lembek sehingga sulit dilakukan preparasi.
Oleh karena itu, untuk memperkuat gel agar-agar yang terbentuk, Gracilaria
tambak di campur dengan agar merah dengan perbandingan tertentu. Ciri-ciri
kedua jenis rumput laut ini sebagai berikut:
* Rumput laut agar merah berwarna tua sampai
kehitaman, agak kusam, talus agak panjang, cukup kering tetapi agak lembab
(kadar air sekitar 40%), biasanya banyak tercampur kotoran (pasir, garam,
karang, kulit kerang, rumput laut lain, benda asing lain).
* Rumput Gracilaria tambak biasanya berwarna
hijau gelap, kehijauan sampai keputih-putihan agak kusam, talus kecil dan
panjang sehingga sering disebut bulu kambing, cukup kering (kasar) atau agak
lembab, dan biasanya hanya sedikit tercampur kotoran (tanah, lumpur, pasir,
benda asing lain).
·
Bahan
pembantu
Bahan bantu
utama yang diperlukan dalam pengolahan agar-agar kertas adalah:
* Air bersih untuk pencucian dan perebusan.
* Kapur tohor atau kapur bubuk (diperoleh
dengan menambahkan air ke kapur gamping) untuk pemucatan rumput laut.
* Kalium khlorida (KCI) teknis untuk proses
penjendalan agar-agar.
* Bahan bantu lain, misalnya bahan bakar
(minyak, kayu) untuk perebusan.
·
Peralatan
Peralatan
yang diperlukan juga cukup sederhana, yaitu peralatan untuk: perendaman,
pencucian, dan pemucatan rumput laut, perebusan dan penyaringan hasil ekstraksi,
penjendelan, pemotongan, pembungkusan, dan pengepresan agar-agar, penjemuran
dan pengepakan produk agar-agar kertas kering.
·
Pembersihan
Ada tiga
perlakuan dalam tahap ini, yaitu perendaman, pencucian, dan sortasi. Rumput
laut agar merah kering direndam dalam air bersih sekitar 2 jam, sedangkan untuk
campuran agar merah dan Gracilaria tambak direndam 1 malam. Rumput laut
diremas-remas sambil disortasi untuk memisahkan kotoran (pasir, karang, jenis
rumput laut lain, dsb), kemudian dibilas sampi bersih.
·
Pemucatan
Setelah
pembersihan, dilakukan pemucatan dengan cara merendam rumput laut di dalam
larutan kapur 0,5% selama 5-10 menit. Rumput laut kemudian dicuci sambil
diremas-remas, dibilas dengan air bersih, ditiris dan dijemurdi di panas
matahari sampai kering. Ketika dijemur tersebut terjadi proses pemucatan
sehingga rumput laut menjadi lebih putih. Setelah itu, rumput laut direndam
kembali dengan air bersih selama semalam, dicuci sambil daremas-remas dan
dibilas sampai rumput laut/bau kapur.
·
Ekstraksi
dengan perebusan
Selanjutnya
rumput laut diekstraksi. Ekstraksi agar merah dilakukan dalam dua tahap dengan
direbus dengan air dengan total air perebusan sebanyak 20 kali berat rumput
laut kering. Perebusan pertama dilakukan dengan air perebus 14 kali berat
kering selama 2 jam (suhu 850-950C, pH 6-7) sambil diaduk. Hasil perebusan
disaring dengan kain saring dan ampasnya diekstrak lagi selama 1,0 jam dengan
air perebus 6 kali berat rumput laut kering. Hasil perebusan disaring, ampas
dibuang, dan filtratnya dicampurkan ke filtat hasil penyaringan pertama.
Campuran ini lalu diendapkan untuk memisahkan kotoran halus yang masih ada.
Ekstraksi rumput laut campuran
dilakukan sekali dengan menggunakan air perebus sebanyak 12 kali berat kering
campuran rumput laut. Ekstraksi dilakukan selama 2 jam pada suhu 80-850 dan pH
4,5. Hasil perebusan lalu dan diendapkan.
·
Penjendalan
Setelah
pengendapan, dilakukan penjedelan dengan menambahkan bahan penjendalan (KCI
atau KOH0 sambil dipanaskan selama 15 menit dan terus diaduk. Untuk hasil
ekstraksi rumput laut agar merah digunakan bahan penjendal 2-3% KOH atau KCI,
sedangkan hasil ekstraksi campuran rumput laut dengan 2,5% KCI. Hasilnya
dituang ke dalam pan pencetak dan dibiarkan selama sampai agar-agar menjendal
cukup keras.
·
Pemotongan
dan pengepresan
Kemudian
agar-agar yang diperoleh diiris tipis dengan alat pemotong agar dengan
ketebalan 8-10 mm. Tiap irisan dibungkus kain dan disusun dalam alat pengepres
dan dilakukan pengepresan untuk mengeluarkan air dari agar-agar dengan beban
pengepres ditambah secara bertahap. Pengepresan dihentikan jika lembaran
agar-agar dudah cukup tipis. Jika agar-agar belum cukup tipis, pengepresan
dilanjutkan dengan menambahkan beban secara bertahap.
·
Pengeringan
Selanjutnya
lembaran agar-agar hasil pengepresan yang sudah tipis tersebut dijemur di panas
matahari sampai kering berikut kain pembungkusny. Selama penjemuran agar-agar
dibalik-balik sampai agar benar-benar keting.
·
Sortasi
dan pengemasan
Setelah
kering benar, agar-agar dilepas satu persatu dari kain pembungkus. Agar-agar
kering disortasi untuk memisahkan yang rusak, sobek, dan kotor sekaligus
dilakukan pengelompokan mutunya. Agar-agar kertas dikemas dalam kantong
plastik, atau tergantung perinitaan pasar.
·
Produk
akhir
Jumlah agar
kertas yang diperoleh dari hasil pengolahan (rendemen) dipengaruhi oleh banyak
faktor, di antaranya mutu rumput laut yang digunakan. Dari hasil pengolahan
rumput laut agar merah biasany dapat diperoleh rendemen 20-25% dari berat
rumput laut.
2.
Gelidium
sp sebagai Bahan Baku Pembuatan Agar-Agar dan kertas
Ø
Proses
Pembuatan Agar-Agar
Pembuatan
agar secara komersial adalah dengan cara menggunakan airpanas yang dilanjutkan
dengan proses pembekuan dan thawing.
Mula-mula
rumput laut direndam dan dicuci dengan air tawar dan diekstrak dengan
airmendidih. Kalsium hipoklorit atau sodium bisulfit digunakan untuk
memutihkanagar yang dihasilkan. Ekstrak yang dihasilkan kemudian disaring dalam
keadaanpanas dan residu diekstrak lagi satu atau dua kali. Ekstraksi yang
dihasilkanmenjadi dingin, membentuk gel kemudian dibekukan. Setelah itu gel
bekudilelehkan, dikeringkan, digiling dan dikemas (Glicksman, 1982).Kualitas
agar-agar yang berasal dari Gelidium lebih tinggi dibanding dari Gracilaria.Kekuatan
gel dari agar-agar berhubungan dengan perbandinganagarosa terhadap agaropektin
yang terkandung dalam agar. Pada umumnya genus Gracilaria memiliki perbandingan
agarosa terhadap agaropektin sekitar 20 : 1 jauh lebih besar daripada genus
Gelidium yang sekitar 5 : 1, sehingga gel dari Glacilaria lebih kuat dan
kokoh.(Salamah, 2005)
Ø
Proses
Pembuatan Kertas
1. Proses pembuatan kertas dari rumput laut,
tidak berbeda dari pembuatankertas dari kayu. Ada lima proses pokok
2. Penyiapan bahan bakuProses produksi
dimulai dari panen rumput laut merah, kemudiandijemur, dibersihkan, dan
dipotong-potong.(2)
3. Pemasakan rumput laut Lalu, rumput laut
dimasukan dalam tungku dan dimasak pada suhutinggi (boiling).(3)
4. Ekstraksi rumput lautKemudian, pemasakan
pada suhu tinggi mengakibatkan keluarnya ekstrak ”inti” berupa agar untuk
pangan.
5. PemutihanAmpas rumput laut yang telah
diambil agarnya kemudian diputihkan(bleaching) lalu dihancurkan jadi bubur
rumput laut merah (pulp).(5)
PencetakanBubur
rumput laut merah inilah yang kemudian diolah lalu dicetak jadikertas.(Haryo,
2007) 2.5.2 Kelebihan Kertas Dari Gelidium sp. Dibandingkan dengan Kertas
DariKayu
Kunci sukses
transformasi rumput laut jadi kertas, adalah ditemukannyaserat atau fiber. Bila
kayu mengandung serat selulosa, rumput laut mengandungserat agalosa selebar 3-7
mikrometer dan panjang 0,5-1 milimeter, denganfleksibilitas tinggi, tiada jejak
lignin, dan mengandung substansi perekat cair.
MENGENAL RUMPUT LAUT
Pengertian Rumput Laut
Seaweed dalam
dunia perdagangan dikenal sebagai rumput laut, namun sebenarnya dalam dunia
ilmu pengetahuan diartikan sebagai alga (ganggang) yang berasal dari bahasa
latin yaitu algor yang berarti dingin. Ganggang laut adalah tanaman tingkat
rendah yang tidak memiliki perbedaan susnan kerangka seperti akar, batang, dan
daun. Meskipun wujudnya tampak seperti ada perbedaan, tetapi sesungguhnya
merupakan bentuk thallus belaka. Bentuk thallus ganggang laut bermacam – macam,
ada yang bulat seperti tabung, kantung, rambut, dan sebagainya (Duddington, 1971).
Menurut
Atmadja W. S dkk (1996), rumput laut yang dalam bahasa Inggris disebut
“seaweed” adalah alga makro yang bersifat bentik dan termasuk tumbuhan tingkat
rendah (Thallophyta). Tumbuhan tersebut mempunyai sistem morfologi dan
reproduksi tersendiri yang umumnya berbeda dengan tumbuhan tingkat tinggi
(tumbuhan berbunga) yang biasa hidup di darat.
Rumput laut merupakan ganggang yang hidup di
laut dan tergolong dalam divisio thallophyta. Keseluruhan dari tanaman ini
merupakan batang yang dikenal dengan sebutan thallus, bentuk thallus rumput
laut ada bermacam-macam ada yang bulat seperti tabung, pipih, gepeng, bulat
seperti kantong, rambut dan lain sebagainya. Thallus ini ada yang tersusun
hanya oleh satu sel (uniseluler) atau banyak sel (multiseluler) (Soegiarto et
al, 1978).
Rumput laut jenis Kappaphycus alvarezii
merupakan salah satu carragaenophtytes yaitu rumput laut penghasil karagenan,
yang berupa senyawa polisakarida. Karagenan dapat terekstraksi dengan air panas
yang mempunyai kemampuan untuk membentuk gel. Sifat pembentukan gel pada rumput
laut ini dibutuhkan untuk menghasilkan pasta yang baik, karena termasuk ke
dalam golongan Rhodophyta yang menghasilkan florin starch (Winarno 1990).
Morfologi Rumput Laut
Rumput laut
tergolong tanaman berderajat rendah, umumnya tumbuh melekat pada
substrat tertentu, tidak mempunyai akar,
batang maupun daun sejati, tetapi hanya menyerupai batang yang disebut thallus.
Bentuk thallus ini beragam, ada yang bulat seperti tabung, pipih, gepeng, bulat
seperti kantong, atau ada juga yang seperti rambut. Rumput laut tumbuh di alam
dengan melekatkan diri pada karang, lumpur, pasir, batu dan benda keras
lainnya. Selain benda mati, rumput lautpun dapat melekat pada tumbuhan lain
secara epifitik (Jana-Anggadiredjo, 2006).
Bentuk morfologi dari Kappaphycuss alvarezii
tidak mempunyai perbedaan susunan
kerangka antara akar, batang, dan daun.
Keseluruhan tanaman ini merupakan batang yang dikenal sebagai talus (thallus).
Thallus ada yang berbentuk bulat, silindris atau gepeng bercabang-cabang.
Rumpun terbentuk oleh berbagai sistem percabangan ada yang tampak sederhana
berupa filamen dan ada pula yang berupa percabangan kompleks. Jumlah setiap
percabangan ada yang runcing dan ada yang tumpul. Permukaan kulit luar agak kasar,
karena mempunyai gerigi dan bintik-bintik kasar. Kappaphycuss alvarezii
memiliki permukaan licin, berwarna coklat tua, hijau coklat, hijau kuning, atau
merah ungu. Tingginya dapat mencapai 30 cm. Kappaphycuss alvarezii tumbuh
melekat ke substrat dengan alat perekat berupa cakram. Cabang-cabang pertama
dan kedua tumbuh membentuk rumpun yang rimbun dengn ciri khusus mengarah ke
arah datangnya sinar matahari. Cabang-cabang tersebut ada yang memanjang atau
melengkung seperti tanduk (Aslan, 1995).
Percabangan talus ada yang dichotomus (dua-dua
terus-menerus), pinnate (dua-dua berlawanan sepanjang talus utama), pectinate
(berderet searah pada satu sisi talus utama), ferticillate (berpusat melingkar
aksis atau batang utama), dan yang sederhana tanpa percabangan.substansi talus
juga bervariasi, ada yang gelatinous (lunak seperti gelatin), calcareous (keras
diliputi atau mengandung zat kapur), cartilagenous (seperti tulang rawan), dan
spongious (berserabut). Semua sifat talus itu membantu dalam pengenalan jenis atau
pengklasifikasian spesies (Poncomulyo, dkk.2006).
Klasifikasi Rumput Laut
Sebagian
besar alga laut berwarna indah dan ada yang bercahaya. Pigmen – pigmen dari
kromatophor menyerap sinar matahari untuk fotosintesis. Berdasarkan warna yang
dimiliki masing – masing alga ini dibagi menjadi beberapa kelas, yaitu :
1. Alga Merah (Rhodophyceae)
Menurut Aslan (1991) Rhodophyta
memiliki ciri – ciri umum sebagai berikut :
o Thalli (kerangka tubuh tanaman) bulat
silindris atau gepeng
o Berwarna merah, merah – coklat, hijau –
kuning
o Bercabang selang – seling tidak teratur di
atau tricotomus
o Memiliki benjolan (bulat nodule) dan duri –
duri atau spines
o Substansi thalli gelatinous dan atau
kartilagenous
Alga pelekat (holdfast) terdiri dari perakaran
sel tunggal atau sel banyak. Alga dari divisi ini memilki pigmen fikobilin yang
terdiri dari fikoeritrin (berwarna merah) dan fikosianin (berwarna biru),
bersifat adaptasi kromatik, yaitu memilki penyesuaian antara proporsi pigmen
dengan berbagai kualitas pencahayaan dan dapat menimbulkan berbagai warna pada
thalli, seperti merah tua, merah muda, pirang, coklat, kuning, dan hijau. Dalam
dinding selnya terdapat selulosa, agar, carrageenan, porpiran, dan selaran
(Aslan, 1998).
Contoh : Euchema cottoni
2. Alga Coklat (Phaeophyceae)
Warna
alga ini umumnya coklat. Mempunyai pigmen klorofil a dan c, beta karoten,
violasantin, dan fukosantin. Alga coklat ini hampir semuanya merupakan tumbuhan
laut dan hanya sedikit yang hidup di air tawar yang diantaranya berukuran
sangat besar. Alga coklat berupa tumbuh – tumbuhan bercabang berbentuk benang
kecil yang halus (ectocarpus), bertangkai pendek dan berthallus lebar
(Copstaria, Alaria, dan Laminaria), bentuknya bercabang banyak (Fucus, Agregia)
dan dari Pasifik terdapat alga berukuran raksasa dengan tangkai yang panjang
dan daunnya seperti kulit yang panjang (Nereocystis, Pelagophycus,
Macrocystis), berbentuk rantai seperti sosis yang kopong dan kasar, dan
panjangnya 30 cm atau lebih.
3. Alga Hijau (Chlorophyceae)
Alga ini berwarna hijau, Chlorophyceae
merupakan kelompok alga yang berwarna hijau rumput. Sel – selnya mengandung
satu sampai beberapa buah kloroplas. Pigmen fotosintetik yang terdapat di dalam
plastida terdiri dari klorofil dan b yang jumlahnya sangat banyak sehingga
menutupi pigmen lainnya, yaitu karoten dan xanthofil sehingga alga ini berwarna
hijau (Soenardjo, 2001).
Alga kelas ini juga mempunyai bentuk yang
sangat beragam, tetapibentuk umum yang djumpai bentuk filamen dengan septa atau
tanpa septa, dan berbentuk lembaran (Romimohtarto, 2001)
Sedangkan menurut Soelistyo (1987),
rumput laut terbagi atas empat kelas yaitu :
1. Chlorophyceae
Umumnya berwarna hijau karena sel-selnya
mengandung khlorofil a dan b serta sedikit karoten. Tumbuh di daerah pasang
surut yang sering mengalami kekeringan, daerah dangkal dengan penetrasi cahaya
matahari tinggi hingga ke dasar.
2. Phaeophyceae
Tumbuhan berwarna kuning kecoklatan karena
sel-selnya banyak mengandung klorofil a dan c. Tumbuh pada daerah pasang surut
yang lebih dalam dari daerah tumbuh Chlorophyceae.
3.Rhodophyceae
Berwarna
merah, coklat, nila, hijau. Sel-selnya banyak mengandung fikoeritrin.
4. Cyanophyceae
Umumnya berwarna ungu. Sel-selnya terdiri dari
pigmen fikosianin. Mudah tumbuh pada daerah yang lembab Dalam sistematika
tumbuh-tumbuhan untuk menentukan divisi dan mencirikan kemungkinan filoginetik
antara kelas secara khas digunakan komposisi plastida, pigmen, struktur
karbohidrat dan komposisi dinding sel.
Komposisi Kimia Rumput Laut
Komposisi kimia rumput laut bervariasi antar
individu, spesies, habitat,kematangan dan kondisi lingkungannya. Kandungan
rumput laut segar adalah air yang mencapai 80-90 %, sedangkan kadar protein dan
lemaknya sangat kecil. Walaupun kadar lemak rumput laut sangat rendah, tetapi
susunan asam lemaknya 6 sangat penting bagi kesehatan. Lemak rumput laut
mengandung asam lemak omega-3 dan omega-6 dalam jumlah yang cukup tinggi. Kedua
asam lemak ini merupakan asam lemak yang penting bagi tubuh, terutama sebagai
pembentuk membran jaringan otak, syaraf, retina mata, plasma darah dan organ
reproduksi. Dalam 100 gram rumput laut kering mengandung asam lemak omega-3
berkisar 128-1.629 mg dan asam lemak omega-6 berkisar 188-1.704 mg (Winarno
1990).
Tabel 1.
Komposisi kimia rumput laut Kappaphycus alvarezii
Bahan Kimia
|
Komposisi
|
Air
Protein
Lemak
Abu
Serat makanan tidak
larut
Serat makanan larut
Total serat makanan
Mineral Zn
Mineral Mg
Mineral Ca
Mineral K
Mineral Na
|
83,3 (%)
0,7 (%)
0,2 (%)
3,4 (%)
58,6 (%)
10,7 (%)
69,3 (%)
0,01 (mg/g)
2,88 (mg/g)
2,80 (mg/g)
87,10 (mg/g)
11,93 (mg/g)
|
Rumput laut mengandung berbagai
jenis mineral makro dan mikro dalam perbandingan yang baik untuk nutrisi.
Winarno (1990) menyatakan bahwa kandungan gizi terpenting dari rumput laut
terletak pada trace element terutama iodium. Sumbangan gizi yang cukup bermakna
dari rumput laut, terutama dari jenis merah dan coklat, adalah kandungan
mineral (trace element), seperti K, Ca, P, Na, Fe dan Iodium
Siklus Hidup dan Repoduksi Rumput Laut
Reproduksi Rumput
Laut menurut Aslan, 1998 dibedakan menjadi 3 pola, yaitu :
a) Reproduksi generatif (seksual) dengan gamet
Ada tiga tipe daur hidup dalam reproduksi
seksual algae (Aslan,1998), yaitu :
•Haplobantik, yaitu hanya ada satu individu
kehidupan bebas (satu frase) yang terlibat dalam daur hidup. Keadaan ini dapat
dinyatakan sebagai Haplobantik haploid disingkat Hh. Dalam hal ini kromosom
pada individu tersebut adalah haploid. Reproduksi semacam ini banyak terdapat
pada algae hijau.
•Haplobiontik diploid, disingkat Hd. Dalam hal
ini individu yang melakukan daur hidup adalah diploid. Meiosis terjadi pada
gamet (gametik meiosis) yang berkembang menjadi individu dewasa. Tipe
reproduksi semacam ini banyak terdapat pada alga hijau yang menyerupai sifon
dan pada algae coklat.
•Diplobiontik, disingkat D, h + d. Dalam
proses pembiakan terdapat dua individu (fase) yang terlibat dalam daur hidup
yaitu gametophyt (gametofit) haploid yang menghasilkan gamet dan sporophyte
(sporofit) diploid yang menghasilkan spora. Tipe reproduksi semacam ini umumnya
terdapat pada algae hijau, coklat dan merah.
b) Reproduksi
vegetatif (aseksual) dengan spora
Pada algae, reproduksi aseksual berupa
pembentukan suatu individu baru melalui perkembangan spora, pembelahan sel dan
fragmentasi. Pembiakan dengan spora berupa pembentukan gametofit dari
tetraspora yang dihasilkan dari tetrasporofit. Tipe pembiakan ini umumnya
terdapat pada algae merah (Aslan,1998).
c) Reproduksi
fragmentasi dengan potongan thallus (stek)
Dalam usaha budidaya rumput laut, misalnya
marga Eucheuma dan Gracilaria, umumnya dilakukan dengan penyetekan (pemotongan
thalli) sebagai bibit untuk dikembangbiakan secara produktif. Dalam hal ini,
dari rumpunan thalli algae dibuat potongan-potongan dengan ukuran tertentu
untuk dijadikan bibit (Aslan,1998).
Habitat Rumput Laut
Pertumbuhan/Penyebaran
dipengaruhi oleh toleransi fisiologi biota tersebut untuk beradaptasi terhadap
faktor lingkungan seperti; substrat, salinitas, temperatur, intensitas cahaya,
tekanan dan nutrisi.Tumbuh di perairan dangkal sebatas masih menerima cahaya
matahariBersifat benthic melekatkan diri (Thallus) pada substrat pasir, karang,
fragmen karang mati dll.Sebaran rumput laut yang tumbuh alami (Wild Stock)
terdapat di hampir seluruh perairan laut Indonesia yang memiliki rataan terumbu
karang
Wilayah Sebaran Rumput Laut di
Indonesia.
Gulma laut
atau rumput laut merupakan salah satu sumber daya hayati yang terdapat di
wilayah pesisir dan laut. Istilah "rumput laut" adalah rancu secara
botani karena dipakai untuk dua kelompok "tumbuhan" yang berbeda.
Yang dimaksud sebagai gulma laut adalah anggota dari kelompok vegetasi yang
dikenal sebagai alga("ganggang").
Sumber
daya ini biasanya dapat ditemui di perairan yang berasosiasi dengan keberadaan
ekosistem terumbu karang. Gulma laut alam biasanya dapat hidup diatas substrat pasir dan karangmati. Di beberapa
daerah pantai di bagian selatan Jawa dan pantai barat Sumatera, gulma lautbanyak
ditemui hidup di atas karang-karang terjal yang melindungi pantai dari deburan
ombak. Di pantai selatan Jawa Barat dan Banten misalnya, gulma laut
dapat ditemui di sekitar pantai Santolo dan Sayang Heulang di Kabupaten Garut
atau di daerah Ujung Kulon Kabupaten Pandeglang. Sementara di daerah pantai
barat Sumatera, gulma laut dapat ditemui di pesisir barat Provinsi Lampung sampai pesisir Sumatera utara dan Aceh/Nanggroe Aceh
Darussalam.
Selain
hidup bebas di alam, beberapa jenis gulma laut juga banyak dibudidayakan oleh
sebagian masyarakat pesisir Indonesia. Contoh jenis gulma laut yang banyak
dibudidayakan diantaranya adalah Euchema cottonii dan Gracilaria spp. Beberapa daerah dan
pulau di Indonesia yang masyarakat pesisirnya banyak melakukan usaha budidaya
gulma laut ini di antaranya berada di wilayah pesisir KabupatenAdministrasi
Kepulauan Seribu,Provinsi Kepulauan Riau, Sulawesi,Maluku Pulau Lombok dan Papua.
Wilayah sebaran jenis rumput laut ekonomis
penting di Indonesia, tersebar diseluruh kepulauan.Untuk rumput laut yang
tumbuh alami ( wild stock) terdapat di hampir
seluruh perairan dangkal Laut Indonesia yang mempunyai rataan terumbu
karang. Sedangkan sebaran rumput laut komersial
yang dibudidayakan hanya terbatas jenis
Eucheuma dan Glacelaria. Jenis Eucheuma dibudidayakan di laut agak
jauh dari sumber air tawar, sedang
Glacelaria dapat dibudidayakan
dilaut dekat dengan muara sungai karena untuk jenis ini salinitas yang sesuai
berkisar antara 15 – 25 per mil. Lokasi
budidaya Eucheuma tersebar diperairan
pantai di beberapa Kepulauan Riau,Bangka Belitung,Lampug selatan, Pulau Panjang
(Banten) Pulau Seribu, Karimun Jawa ( Jawa tengah) Selatan Madura,Nusa dua,Nusa
Lembongan dan Nusa Penida (Bali) , Lombok barat,Lombok tengah (Teluk Ekas) Sumbawa,Larantuka Teluk
Maoumere, Sumba,Alor,Kupang, P Rote,Sulawesi utara, Gorontalo,Bualemo,Bone Bolango, Samaringa
(Sulawesi tengah) Sulawesi tenggara, Jeneponto, Takalar,Selayar, Sinjai dan
Pangkep ( Sulawesi selatan); Seram Ambon, dan Aru (Maluku), Biak serta
Sorong.Sementara untuk budidaya Glacelaria dalam tambak tersebar luas di daerah
daerah serang (Banten) Pantai Utara Jawa
(Bekasi,Karawang,Subang Cirebon,Indramayu Pemalang, Brebes, dan Tegal). Sebagian pantai utara Jawa timur
( Lamongan dan Sidoarjo) untuk daerah di luar pulau Jawa hampir di semua
perairan tambak Sulawesi selatan dan Lombok barat serta Sumbawa.
RUMPUT LAUT
BERNILAI EKONOMIS
KELAS
|
JENIS RUMPUT LAUT
|
KANDUNGAN
|
RHODOPHYCEAE
|
1.Eucheuma cottonii
|
KARAGINAN
|
|
2. Eucheuma spinosum
|
|
3. Hypnea sp
|
RHODOPHYCEAE
|
1. Gracilaria
verrucossa
|
AGAR
|
|
2. Gracilaria gigas
|
|
3.Gelidium sp.
|
PHAEOPHYCEAE
|
Sargassum sp.
|
ALGINAT
|
Klasifikasi
Rumput Laut Komersial dan Produk Olahannya
a. Euecheuma
Divisio : Rhodophyta
Kelas : Rhodophyceae
Bangsa : Gigartinales
Suku : Solierisceae
Marga : Euecheuma
Jenis :
E. spinosum dan E cottonii
Nama untuk jenis
ini nama dagangnya lebih dikenal
adalah E.cottonii , ciri cirinya Yaitu thalus silindris, permukaan yang licin,
cartilageneus (menyerupai tulang
rawan/muda), berwarna hijau terang, hijau olive dan coklat kemerahaan.
Percabangan thallus berujung runcing atau tumpul,ditumbui nodulus (tonjolan tonjolan), duri lunak
tumpul untuk melindungi gametangia. Percabangan bersifat alternates ( selang
seling), tidak beraturan, serta dapat bersifat dichotomus (percabangan dua
dua), atau trichotomus (system percabangan tiga tiga). Habitat rumput laut ini memerlukan sinar
matahari untuk proses foto sintesis. Oleh karena itu rumput laut ini hanya
hidup didaerah lapisan fotik, yaitu kedalaman sejauh sinar matahari masih dapat
menembus kedalaman air. Di alam jenis ini hidup berkumpul dalam satu komunitas
atau koloni dan indikator jenisnya hidup di rataan terumbu karang dangkan
sampai kedalaman 6 m, melekat di batu karang atau benda keras lainnya. Faktor yang sangat berpengaruh pada
pertumbuhan jenis ini yaitu cukup arus deras dengan salinitas (kadar garam) yang
stabil yaitu berkisar 28 -34 per mil. Oleh karena itu rumput laut ini baik jika
tumbuh jauh dari muara sungai.
b. Hypnea sp
Divisio
: Rhodophyta
Kelas
: Rhodophyceae
Bangsa
: Gigartinales
Suku
: Hypneaceae
Marga
: Hypnea
Jenis
: Hypnea sp
c. Glacelaria
Divisio
: Rhodophyta
Kelas : Rhodophyceae
Bangsa
: Gigartinales
Suku : Glacelariaeceae
Marga
: Glacelaria
Jenis : Glacelaria gigas
Glacelaria verrucosa
Glacelaria lichenoides
Habitat
rumput laut jenis ini pada umumnya dapat hidup sampai 300 –
1000 m dari
pantai, salinitas air berkisar 15 – 30 per mil dengan suhu air
berkisar
antara 20 -28 ◦C kedalaman air 0.5 – 1 m dengan kondisi air jernih
sehingga
sinar matahari mampu menembus ke dalam air. Oleh karenanya
jenis rumput
laut ini sebaiknya dekat dengan muara sungai.
d. Gelidium
Divisio
: Rhodophyta
Kelas
: Rhodophyceae
Bangsa
: Gilidiales
Suku
: Gelidiaceace
Marga :
Gelidium
Jenis : Gelidium sp
e. Sargassum
Divisio
: Rhodophyta
Kelas
: Phaeophyceae
Bangsa
: Fucales
Suku
: Sargassacaceae
Marga
: Sargassum
Jenis : Sargassum polyfolium
Rumput laut
coklat jenis Sargassum adalah rumput laut yang mempunyai cabang
seperti jari, dan merupakan tanaman yang berwarna coklat, berukuran
relatif besat, tumbuh dan berkembang
pada substrat dasar yang kuat. Bagian tanaman menyerupai semak yang berbentuk simetris bilateral atau radikal
serta dilengkapi dengan bagian bagian untuk pertumbuhan ( Atmadja et al, 1996)
Thalus berbentuk silindris atau gepeng
percabangannya menyerupai tanaman perdu di darat, daun melebar, lonjong atau
seperti pedang, mempunyai gelembung udara (
bladder), umumnya hidup soliter dan panjangnya dapat mencapai 7 m.
Rumput laut ini tumbuh di perairan yang terlindung ataupun dapat juga
diperairan yang berombak besar pada habitat berkarang, atau pada bongkahan karang (Kadi dan Atmaja, 1988). Di perairan Indonesia terdapat 28 spesies
yang berasal dari 6 genus.